Thursday, July 30, 2009

PERKEMBANGAN IPTEK DALAM RELIGI

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama yang merupakan sumber pedoman bagi umat manusia mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi penganutnya, dalam tinjauan sosiologis. Agama dapat memberikan motivasi bagi tindakan sosial suatu masyarakat tertentu. Banyak penelitian tentang sejumlah tindakan-tindakan sosial pada masyarakat yang didasarkan pada motif Agama. Dalam hal ini Agama menjadi alas an bagi seseorang untuk melakukan tindakan sosial.
Sungguh pun banyak tindakan sosial yang didasarkan atas motiv Agama akan tetapi terdapat tindakan sosial yang murni.Anggota masyarakat yang menolong korban tanah longsor disebuah Desa umpamanya, dapat diidentifikasikan sebagai tindakan sosial sebagai sesama masyarakat, namun juga dapat diidentifikasikan sebagai tindakan Agama karena masyarakat tersebut adalah masyarakat yang berAgama. Oleh karena itu pendenifisian bebagai tindakan Agama semakin sulit dilakukan apabila masyarakat tersebut bukan masyarakat Agama.
Max weber menyatakan bahwa tindakan sosial individu dalam masyarakat dapat mempengaruhi individu-individu yang lainnya, begitupun tentang tindakan sosial individu seseorang yang berkenana dengan Agama juga akan mempengaruhi individu yang lainnya, lalu tindakan apa yang akan dilakukan individu atau masyarakat tertentu yang termotivasi oleh Agama?
Ali Syariati seorang tokoh filsafat Islam menjelaskan bahwa Agama (Islam,penyusun) dapat memberikan Motivasi besar bagi penganutnya sehingga menorehkan tinta Emas dalam peradaban Islam khususnya, dan peradaban Dunia pada umumnya.
Dalam kehidupan ini agama dan iptek harus berjalan secara seimbang hal itu dikarenakan adanya kemajuan zaman yang menuntut manusia untuk terus bersaing baik dalam bidang ilmu maupun teknologi, orang yang tidak mau mengikuti perkembangan zaman maka ia akan merasa dikucilkan oleh kehidupan itu dikarenakan kemajuan teknologi yang sudah sangat berpengaruh pada kehidupan manusia baik itu pengaruh dari luar ataupun dari dalam Negeri sendiri hal itu tidak bisa dihindarkan lagi.
Maka dengan adanya kemajuan zaman seperti ini seseorang dituntut untuk dapat mempelajari agama secara mendalam agar tidak hanyut oleh kemajuan zaman yang semakin canggih yang mungkin suatu saat akan membuat seseorang lupakan segala perintah dan larangana agama, sesuai dengan pepatah “ilmu tanpa agama akan buta sadangkan ilmu tanpa agama akan lumpuh”, dalam hal ini antara agama dan iptek harus berjalana sebanding agar dari segi iptek dapat membuat manusia berkembang lebih maju sehingga mampu untuk bersaing dengan Negara luar, sedangkan dari sagi agama dapat membuat seseorang merasa terbimbing dalam melakukan setiap tindakan sehingga tidak hudah untuk berbuat sesuatu yang dapat merusak dan merampas hak orang lain.
Dari uraian diatas maka penyusun merasa perlu untuk menuangkan sebuah tulisan tentang judul”Dampak kemajuan iptek dalam religi”. Yang dimana kemajuan iptek sendiri sangat berpengaruh kepada agam yang dimana dalam hal ini agama dituntut agar bisa mununtun umat kedalam suatu tindakan yang benar, baik bagi agama maupun masyarakat, bukan menjadikan agama hanya sebagai sesuatu iakatan yang hanya bisa mengekang seseorang dalam melakukan setiap tindakan.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui paranan agama terhadap perkembangan iptek
2. untuk mengtahui dampak dari iptek terhadap masyarakat
3. bagaimana fungsi agama terhadap dunia modern saat ini
4. untuk mengetahui hubungan iptek dengan agama
5. untuk mengetahui dampak dari peranan agama terhadap iptek

BAB
II
DAMPAK KEMAJUAN IPTEK DALAM RELIGI

A. AGAMA

Hendro Puspito Dalam Buku nya Sosiologi Agama menyatakan bahwaAgama adalah suatu jenis system sosial yang dibuat oleh penganut-penganut yang berporos pada kekuatan-kekuatan Non-empiris yang dipercayainya dan diperdayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.
Unsur-unsur yang hendak dirangkum dalam definisi diatas telah diterangkan dalam pembahasan sebelumnya.Untuk kongkritnya dapat disebut lagi dengan singkat sebagai berikut:
Agama disebut jenis system sosial, ini hendak menjelaskan bahwa Agama adalah suatu fenomena sosial, suatu pristiwa kemasyrakatan, suatu system sosial dapat dianalisis, karena terdiri atas suatu kompleks kaidah dan peraturan yang dibuat saling berkaitan dan terarahkan kepada tujuan tetentu.
Agama berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris. Ungkapan ini mau mengatakan bahwa Agama itu khas berurusan dengan kekuatan dari dunia luar yang dihuni oleh kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari pada kekuatan manusia dan yang dipercayai sebagai arwah roh-roh dan roh tertinggi.
Manusia mendayagunakan kekuatan-kekuatan diatas untuk kepentingannya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Yang dimaksud dengan kepentingan (keselamatan ialah kelamatan didalam dunia sekarang ini dan keselamatan di dunia lain. Yang dimasuki manusia sesudah kematian (Yahya s. Praja, 2000, 41:45).
Thomas F. Odea
Thomas F.O Dea memakai memakai teori yang banyak dipakai oleh teori fungsional. Agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra-empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra-empiris.
Dalam definisi tersebut di atas bahwa pendayagunaan sarana-sarana supra-empiris semata-mata ditujukan kepada kepentingan supra empiris saja.seakan-akan orang yang berAgama hanya mementingkan kebahagian akhirat dan lupa akan kebutuhan mereka didunia sekarang ini. Hal itu tidak sesuai dengan pengalaman.Banyak orang berdo’a kepada Tuhan untuk keperluan sehari-hari yang dirasa tidak akan tercapai hanya dengan kekuatan manusia sendiri
Milton Yinger
o J.Milton Yinger melihat Agama sebagai system kepercayaan dengan praktek dengan suatu masyarakat atau kelompok manusia berjaga-jaga menghadapi masalah terakhir dari hidup ini. Dulop punya pendirian yang senada. Ia melihat Agama sebagai sarana terakhir yang sanggup menolong manusia bilamana manusia berada pada instansi lainnya gagal tak berdaya. Maka ia merumuskan Agama sebagai suatu institusi atau bentuk kebudayaan yang menjalankan fungsi pengabdian kepada manusia untuk mana tidak tersedia suatu institusi atau yang penangananya tidak cukup dipersiapkan oleh lembaga lain.
Joachim Wach
Bagi Joachim Wach aspek yang khusus diperhatikan ialah pertama unsur teoritisnya, bahwa Agama adalah suatu system kepercayaan. Kedua, unsur praktisnya, ialah yang berupa system kaidah yang mengikat penganutnya. Ketiga, aspek sosiologisnya, bahwa Agama mempunyai hubungan dan interaksi sosial.pada hakekatya jika pada suatu unsur tidak terdapat maka orang tidak dapat berbicara tentang Agama, tetapi itu hanya kecendrungan religius.
Dalam hal ini dapat dipertanyakan apakah sejumlah “isme”yang sudah dikenal luas merupakan Agama,jelasnya nasionalisme, komunisme, sekularisme, kebatinan, akan ratu adil. Atas pertanyaan diatas sejumlah sarjana seperti Elisabeth Nothingham menjawab bahwa”isme-isme”diatas dapat dimasukkan dalam pengertian Agama, dengan catatan bahwa itu semua bukan Agama “supra-empiris”tetapi hanya Agama secular.
Nicolas Luhmann.
Menurut Nicolas Luhmannaspek yang perlu diperhatiakan dalam definisi Agama adalah saspek fungsianal. Ia melihat Agama sebagai suatu cara bila mana suatu fungsi khas dimainkan dalam situasi evolusi oner yang berubah terus menerus.
Tindakan adalah prilaku manusia yang mempunyai maksud subjektif bagi dirinya,artinya tindakan yang merupakan petunjuk pola piker yang bersangkutan.Tidak semua tindakan menusia dinyatakan sebagai tindakan sosial, suatu tindakan baru dikatakan tindakan sosial apabila arti subjeknya dihubungkan dengan individu-individu yang lain. Oleh sebab itu tindakan sosial merupakan kenyataan sosial yang paling mendasar, yang menyangkut komponen-komponen dasarnya yaitu tujuan, alat, kondisi,nilai dan norma (Agama), (Thomas F. O’Dea, 1995, 34:37).

B. IPTEK
Secara kasat mata kita tidak bisa menghidari akan kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman sekarang ini, walaupun banyak telah kita ketahui masyarakat-masyarakat kecil yang menjadi korban dari adanya kemjuan iptek, dan dalam hal ini banyak anak-anak kecil yang ikut merasakan dampak tersebut, hal ini terbukti banyaknya bangunan-bangunan yang menjulang tinggi di kota-kota besar, dan menelantarkan rasa kemanusiaan terhadap yang lain. Belum lagi alat-alat yang mereka gunakan serba mesin sehingga tenaga manusia seolah tidak dibutuhkan lagi.
Dewasa ini di negara berkembang khususnya di Indonesia sendiri para pemimpin membuat pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada penafsiran sejarah, sehingga tanpa mereka sadari telah menanamkan Statemen keyakinan dan nilai ideologi dalam arti menanamkan komitmen emosional. Sehingga mayarakat menderita anomi akibat dari situasi sistem nilai dan komunitas yang baru dan berbeda semua itu dilakukan oleh para pemimpin guna mencari massa dengan menanamkan ideologi yang bersifat sekuler (Majalah Tarbawi, 2004, 34:35).
Tidak heran jika dalam suatu Negara khususnya seperti keadaan masyarakat di Indonesia sendiri banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang anarki yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tingkat keimanan yang sangat rendah, seperti halanya yang terjadi pada bapak-bapak wakil dari masyarakat sendiri yang dimana mereka seakan tidak mempunyai rasa malu sedikitpun dengan menggunakan uang Negara yang bersal dari masyarakat Indonesia sendiri yang mayoritas penghasillannya sangat minim. Seperti halnya yang terjadi pada kasus ICW yang mendesak pejabatnya untuk mengembalikan ONH ke DAU (dana abadi ummat), yang dalam hal ini para pejabat menunaikan ibadah Haji dengan memanfaatkan uang dana abadi umat yag dimana perbuatan ini sangat menyimpang dengan ajaran agama dan perbuatan tersebut tidak bisa ditelolir.
Perbuatan seperti ini sama halnya dengan melakukan tindakan korupsi walaupun ada sebagian dari pejabat Negara ini tidak mengetahui bahwa ongkos naik haji itu diambil dari DAU, namun meskipun mereka tidak sepenuhnya berslah mereka harus tetap mengembalikan dana yang telah mereka gunakan beserta fasilitas yang telah mereka gunakan sewaktu naik naik haji. Dari kasus ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam melaksakan pemerintahan pejabat-pejabat kurang teliti dalam melaksakan tugas mereka sehingga banyak terjadi kecurangan-kecurangan dimana-mana.
(kutipan Metropolis, 2005:2).
Kasus yang telah diuraikan diatas itu hanya sebagian dari kasus-kasus yang terjadi di Negara ini yang dimana semuanya dikarenakan oleh adanya kemajuan iptek yang tidak dibarengi dengan pendidikan agama sehingga seseorang dengan mudah melakukan suatu tindakan yang jelas-jelas dilarang oleh agama. Dampak dari kamajuan iptek pada zaman modern sekarang ini banyak membuat orang selalu tidak berpikir panjang dalam melakukan suatu tindakan, terutama dalam hal Ekonomi. Telah kita ketahui banyak anak-anak muda menggunakan obat-obatan terlarang, minum-minuman keras, berjudi, bahkan membunuh sekalipun yang dimana semua itu semata-mata hanya untuk kesenangan dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari.
Terkadang tidak jarang seorang wanita baik-baik melakukan suatu tindakan amoral guna mencapai suatu kedudukan yang tinggi, tanpa mengindahkan larangan agama. Dalam dunia modern saat ini agama seolah dianggap hanya sebagai status dari diri seseorang yang hanya berada dalam keterangan KTP, sedangkan ajaran-ajaran yang ada didalamnya hanya berfungsi sebagai pengusir setan atau jin agar tidak mengganggu, agama sama sekali tidak dianggap sebagai penuntu dan penerang pada jiwa manusi.
Semua itu terjadi dikarenakan ada sebagian orang beranggapan bahwa aturan agama hanya dapat mengekang, dan tidak dapat memberikan suatu kebebasan pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan guna mencapai suatu kesenangan hidup duniawi ( Abu Bakar, 1996, 97:98)
SARAN
Herdaknya agama dan iptek dapat saling melengkapi satu sama lainnya, hal itu dikarenakan dengan adanya perkembengan zaman yang menuntut manusia agar dapat lebih pintar dalam segala bidang, jika hal itu tidak mampu untuk dilakukan maka akan merasa terkucilkan dimata masyarakat, dan apabila seseorang jauh dari agama maka orang tersebut akan buta tidak tahu kemana arah hidup yang akan ia tujuan hal ini sesuai dengan kata pepatah yang mengatakan “ilmu tanpa agama akan buta, sedangkan agama tanpa ilmu akan lumpuh”.

DAFTAR PUSTAKA

Koran Metropolos. Kamis, 23, Bandung, 2005
Abu Bakar. Islam dalam perspektif sosiologi agama, Rajawali, Semarang, 1996.
Yahya s.Praja. Struktur filsafat ilmu dan ilmu-ilmu islam, Pustaka, Bandung, 1992.
Majalah Tarbawi. Menuju kesalahan pribadi dan umat, Syaamil Cipta Media, Bandung, 2004.
Thomas F. O’Dea, sosiologi agama, Raya Grafindo Persada, Jakarta, 1995.


KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kita simpulakan bahwa paranan agama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini (iptek), sanagtlah penting hal itu dikarenakan segala sesuatu yang dilakukan dimuka bumi ini tidak bisa lepas dari peranan agama guna mebantasi garak manusia agar tidak berbuat apa yang ia sukai, tanpa memeperdulikan keadaan orang lain.
Dalam hal inipun iptek sangat berperanpenting guna membangun dan mengembangkan sumber daya manusi yang terlihat makin memburuk dimata internasinal, agar labih baik dan mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya, namun kemajuan iptek sebdiri dilain pihak banyak membuat orang terjerumus dengan prilakunya sendiri, yang dengan tanpa sadar telah malakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Misalnya dengan melakukan sebuah perdagangan narkoba atau sejenisnya yang dimaksudkan akan mudah bersaing dan dianggap mampu menghidupi orang lain, dan tanps disadari telah merusak bangsa.
Selain itu dengan kemajuan iptek ini sendiri banyak sekali prusahaan-perusahaan yang lebih banyak menggunakan tenaga mesin dari pada tenaga manusia, sehingga menambah banyaknya pengangguran, dan melahirkan banyak terjadi kejahatan dimana-mana. Seperti adanya perampokan, pembunuhan,dan terjadinya korupsi. Hal itu dikarenakan kemajuan tersbut tidak dibarengi dangan bimbingan agama.

ALASAN
Setelah melihat fenomena yang terjadi pada saat ini ketika seseorang lebih mengedepankan iptek dari pada agama, hal itu menjadikan motifasi saya untuk menganbil judul ini, dengan kemajuan zaman seperti ini seseorang tidak lagi mementingkan kepetingan orang lain malaikan hanya untuk kepentingan diri pribadi dan kelompok, seperti halnya prilaku korupsi, dan penjualan obat-obat terlarang yang tanpa mereka sadari dapat menghancurkan diri sendiri orang lain, bangsa dan agama.
Sehingga mungkin dengan membuat judul seperti ini penulis dapat mengatahui pernan agama dalam kemajuan iptek akan seperti apa, jika kemajuan ini tidak dibarengi oleh agama.
Dari uraian diatas timbulah beberapa pertanyaan anatara lain:
1. Bagaiman fungsi agama di masyarakat dalam menghadapi kemajuan iptek?
2. Bagaimana dampak kemajuan iptek bagi masyarakat Kota maupun di Desa?
3. Apakah akibat dari kemajuan iptek jika tidak dibarengi dengan agama?

No comments:

Post a Comment