Thursday, July 30, 2009

AGAMA PRIMITIF

AGAMA PRIMITF

Asal Usul Agama Primitif
Pada dasarnya agama primitive mempunyai dua asal-usul yaitu :
1. suatu ajaran yang bersumber langsung dari Tuhan yang berupa wahyu yang kemudian diturunkan kepada manusia, yeng terbuktu dengan diturunkannya Adam kedunia, namun terjadi penyelewengan agama oleh para pemeluknya. Sehingga agama yang pada dasarnya monotheisme menjadi politeisme dan bahkan animisme. Muka oleh sebab itu Tuhan menurunkan kembali utusannya guna meluruskan penyelewengan tersebut.
2. agama bersumber pada kajian antropologis, sosiologis, histories, dab psikologis, karena agama merupakan suatu fenomena soaial ataupun spiritual yang mengalami evolusi dari bentuk yang sederhana , biasa disebut dengan agama primitive, kepada bentuk yang sempurna.
Istilah primitif dicirikan pada manusia atau sekelompok orang yang hidup pada waktu lampau, oleh karena itu primitif tidak diliat sebagai sesuatu yang ada dan hidup pada masa lampau, tetapi dapat saja terjadi pada seseorang pada saat sekarang masyarakat modern. Berdasarkan indikasi tertentu yang menunjukkan adanya karakteristik sebagai manusia primitif, bisa dilihat dari prilaku, pandangan, ataupun tradisi yang masih primitif sebagai contoh pada umumnya orang primitif tidak bisa menciptakan elektonik yang serba canggih, sehingga menganggap itu sebuah benda yang sangat keramat. selain itu, orang desa masih banayk yang bersifat primitif dibanding orang kota, baik dari segi pendidikan maupun kepercayaaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat.
Berdasarkan hal tersebut, belum ada kesepakatan atau kesamaan pandangan berkanaan dengan istilah primitif, namun apabila pengertian primitif ini dikaitkan dengan agama, seperti yang dikemukakan oleh guru besar dari Antropologi sosial yang bernama E. Pritchard beliau menyatakan bahwa agama primitif merupakan bagian dari agama pada umumnya. Bahkan, semua orang yang berminat pada agama harus mengakui suatu studi tentang pandangan dan praktek keagamaan pada masyarakat primitif yang beraneka ragam coraknya.
Apabila dilihat dari segi sudut pandangnya, Islam, Kristen, Hindu dan agama-agama lainnya dapat dikategorikan sebagai agama primitive, atau berawal dari praktek-praktek agama primiti, mungkiin agama ini derkembang dari agama yang kecil menjadi besar, yang dalam kurun waktu yang sangat lama tejadilah perkambanagn agama tersebut.
Banyak kita jumpai sistem ritus, kepercayaan dan etika-etika manusia primitif misalnya, dinamisme, fetitisme, dan lain-lain yang dimana kesemuanya itu merupakan nama-nama ilmiah bagi suatu jenis keagamaan, agama primitive sendiri tidak mengenal adanaya isme-isme, kecuali orang yang memeluk agama Islam ia akan menyebut dirirnya muslim, sedangkan orang primitive tigak mengenal apakah dirinya animisme, dinamisme atau sebagainya.
Dalam hal ini manusia primitive adalah sekelompok masyarakat yang memiliki cirri dan karakteristik yang mempunai isme-isme, praktek, dan tradisi tertentu yang dianut dan diyakininya. Seperti adanya kepercayaan terhadap mahluk-mahluk halus dan pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang, atau melakukan ritual tertentu terhadap benda-benda yang dianggap keramat dan diperyacaya memiliki kekuatan gaib.
Maka dengan adanya hal semacam ini timbulah adanya upacara bersaji atau sesajen pada masyarakat primitif, seperti halnya upacara bersaji dimana bersaji ini merupakan suatu keyakinan dan sudah menjadi doktrin, karena kegiatan ini merupakan perwujudan dari agama. Yang memiliki fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat yang dijujukan pada Dewa melalui adanay korban binatang misalnya, yang dalam hal ini darahnya disajikan untuk para Dewa, sedangkan dagingnya untuk kita, seperti halnya yang terjadi pada kelompok masyarakat Bugis yang berada dikalimantan barat, yang dimana pada tiap tahunnya kelompok ini mengadakan upacara bersaji atau dalam kelompok ini disebut dengan “Makan-makan”, upacara makan-makan ini biasanya dilaksanakan didalam sebuah kelambu yang diadakan di atas tempat tidur orang yang melaksanakan upacara tersebut, dalamupacara ini disediakan alat-alat seperti beras kuning, beras putuh, telur ayam kampong yang mentah dan yang masak masing-masing satu buah.
Dalam pelaksanaan upacara ini setiap anak diusapkan minyak wangi dari telapak kaki sampai pada ubun-ubun, dan biasanya dilakukan oleh keluarga yang dianggap paling tua. Bisa kakek, ayah, atau kakak tertuan dalam keliarga tersebut, sedangkan waktunya biasa dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Guna menghindarkan diri atau keluarga dari gangguan setan atau Jin yang ada dalam keluarga tersebut, serta agar semua keluarga selalu berada dalam keselamatan, serta menjauhkan diri dari gangguan penunggu laut.
Biasanya upacara semacam ini wajib dilakukan pada tiap tahun, apa bila tidak melakukan hal tersebut maka dalam satu keluarga dan salah satu dari keluarga tersebut ada yang tidak sempurna kehidupannya. Baik dalam hal jodoh, rizki, ataupun nasibnya dalam menjalani hidup. Namun upacara atau adapt semacam ini dapat hilang atau tidak wajib lagi dilakukan apabila salah satu keturunan dari keluarga tersebut yaitu anaknya menikah bukan dengan oaring yang berketurunan bugis, maka ia keturunan berikutnya boleh melaksanakan boleh juga tidak. Namun sebelumnnya belau harus berjanji dulu untuk meninggalkan hal tersebut agar tidak dikucilkan oleh keluarga.
Dalam hal ini sangat bertentangan dengan ajaran islam karena mereka meminta pertolongan kepada selain Allah. Namun adapt-adat semacam ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat primitif didaerah tersebut, walaupun mempunyai dampak positif terhadap kehidupan bermasyarakat. Iani merupakan salah satu contoh dari sebagian masyarakat primitive yang masih mempertahankan upacara atau adapt tersebut pada zaman modern saat ini, dan walaupun mereka memeluk agama islam serta rajin beribadah.
Setelah melihat uraian diatas dapat dikatakan bahwa masyarakat primitive berpadangan bahwa dunia dan alam sektarnya bukanlah objek tetai sebagai subjek, lain halnya dengan masyarakat modern memandang dirinya sebagai subjek sedangkan alam sebagai objeknya. Akibat dari tidak bisanya membedakan antara subjek dan objek antara manusia dan alam sektarnya, akhirnya masyarakat primitive memandang sakrala terhadap sesuatu yang dapat menimbulkan manfaat, kebaikan dan bencana, sebagai contoh apabila ada yang sakit mereka lebih mempercayai dukun dari pada dokter.
Selain itu keris pohon yang rindang mereka menganggap semua itu memiliki sesuatu yang sangat sacral sehingga perlu dipeliharan dan dihormati. Jika kita amati denda-benda tersebut menjadi sacral dikarenakan sikap manusi itu sendiri yang selalu menganggap benda itu sacral, dalam hal ini kehidupan manusia primitive dipanihi dengan upacara keagamaan. Oleh karena itu upacara-upacara keagamaan mewarnai aktivitas kehidupan mereka, sepert pada saat membuka sawah, lading, perkawinan, serta perbuatan-perbuatan lainny. Dalam setiap upacara memiliki mite-nya tersendiri, yang mempunyai suatu naskah atau scenario dari seluruh perbuatan manusia yang harus dilakukan pada setiap upacara dalam hidupnya.
Agama-agama primitif meskipun disana sini bersifat sinkretis, pada hakaekatnya sangat berbeda-beda karena telah bercampurnya bebagai unsure. Satu conto adalah beberapa agama yang bersifat demonistis (kepercayaan dan pemujaan terhadap roh) tetapi ada agama yang sama sekali tidak mengandung unsure-unsur demonisme. Demikian pula ada daerah tertentu yang tak mengenal totemisme, tetapi didaerah lain ada sisa-sisa toteisme yang tak jelas dan sukar ditetapkan.

No comments:

Post a Comment